___NyanYiaN PeRjaLanaN___
Thursday, June 24, 2004
Dalam sunyi

Kelam jelang sempurna, sisakan sesaput tipis langit merahjingga. Ia mempesona, melayang dalam bentang luas angkasa. Adakah sunyi menemanimu? mencumbumu dalam tiap helaan nafas, dalam tiap kepakmu?
Jika saja kau tanyakan sunyi padaku
aku ada dalam rengkuhannya

posted by adhip @ dalam hening kata, kala 10:20 AM  
|
Tuesday, June 22, 2004
Pagiku

Ada selaksa semangat menyapa pagiku, diantara;
hening biru langit,
segores awan putih,
hijau pokok dedaun
kuning helaihelai mahkota
bunga matahari.
Hingga kabar yang kau kirimkan di senja basah,
pagiku bersapa pendar layar warna
melukiskan duka, amarah,
melukiskan luka, dendam, tangis
Pagiku bersapa pilu.

Kembara angin tlah mencumbunya dalam tarian pedih
kesetiaannya pada matahari menggurat perih
Tak ada lagi selaksa semangat,
dedaunnya terbeban luka
helaihelai mahkotanya;
helai duka, helai amarah, helai tangis, helai dendam.
Pagiku bersapa pilu
langitku berselubung mendung
kala dedaun, kala helaihelai mahkota luruh
menyemai benih
tunastunas amarah, dendam.

satu senja basah, penghujung april 04

posted by adhip @ dalam hening kata, kala 10:24 AM  
|
Saturday, June 19, 2004
Sekali lagi,
Tak ada noda di kesepuluh jari tangan (kelak)


Siapa mau jadi presiden?

menjadi presiden itu
berarti melayani
dengan segenap hati
rakyat yang meminta suka
dan menyerahkan jutaan
keranjang dukanya
padamu

(abdurahman faiz)


Setelah lama nyari, akhirnya nemu juga buku kumpulan puisi milik abdurahman faiz. Hebat nih bocah, masih kecil sudah jago nulis puisi. Salut euy...

Nyambung dengan puisi di atas, lima juli nanti, kembali kesepuluh jari tangan saya (bakalan) tak ada noda. Pemilu legislatif lalu, tidak ikut nyoblos. Tidak punya kartu pemilih, tidak terdaftar. Pas pendaftaran tambahan pemilih, malas banget buat ngedaftar. Jadi, so pasti dijamin tidak ada noda ungu ^_*
Nonton di tv, semua kandidat presiden dan wakilnya sibuk mengumbar janji. Jadi ingat kampanye tahun-tahun sebelumnya, satu partai besar kala itu sesumbar, jika menang pemilu, akan mengaspal mulus jalan tanah berbatu. Kenapa harus menunggu menang? Padahal kala itu, dalam pemerintahan merekalah partai penguasa. Dan sekali lagi, yang dijanji mau saja. Erggghhh...
Menurut kamu, akankah jika terpilih (kelak) ia akan menepati janji?

posted by adhip @ dalam hening kata, kala 3:49 PM  
|
Friday, June 18, 2004
1994 - 2004

Betapa bodohnya saya. Lembaran-lembaran kertas itu menyeret saya pada satu sisi. Satu sisi yang hampir saja merusak jalinan persahabatan. Maafkan saya.

Sungguh, saya selalu membayangkan. Dalam gelap lautan luas, tanpa bulan dan bintang bertabur menghias hening angkasa. Terombang perlahan, dengan riak gelombang berulang menampar pelan bahu perahu bagang. Memecah sunyi.
Sungguh, saya selalu mencoba merasakannya. Dingin malam menyapa tubuh, yang berbalut sarung rapat. Mencari-cari bayangan tubuh, tercermin dalam bening lautan. Di antara kemilau cahaya petromax, berkilau pecah oleh gelombang.
Sungguh, saya selalu memimpikannya. Menarik jaring, merapatkan tubuh di perapian kecil, dengan panggang ikan di tangan. Dalam ayunan perahu bagang. Satu yang selama ini hanya bisa saya saksikan di balik layar warna 14 inchi. Sungguh, saya menginginkannya.
Menjejak kaki di pantai berpasir, mencari tepian biru langit. Menghirup nafas sedalam-dalamnya, berteriak sekuat-kuatnya.

Kita dapat mengumpulkan lima dari yang ada -ah, padahal begitu susah untuk mengumpulkannya-. Saling membagi puzzle kecil, menyusunnya menjadi sebuah puzzle besar. Tapi, untuk kali ketiganya gagal. Maafkan saya.
Bagaimana dengan 08.04?


PS : buat ex 2bio1 jagungbakar53: roel, whyznoe, ali, lurah setiaone, imam longga, alpha leo, lil' magrie, acox, jason, saldi dj, anci. masih pada berani nggak, naik opencup ke malino, kena hujan, kesaput debu? :p~

posted by adhip @ dalam hening kata, kala 10:18 AM  
|
Friday, June 11, 2004
Lebih duapuluhtahun yang lalu

Semalam, sebuah pesan singkat diterima :
Assalam, ces. Sori, sy lg di pkmku kmrn, tdk ada sinyal di sn... Skrg sy di luwuk...

Luwuk, segera saja ingatan saya melayang ke masa kanak-kanak, lebih 20 tahun yang lalu. Akan sebuah kota kecil, tempat kali pertama melengkingkan tangis, tempat kali pertama memijak bumi. Hanya lima tahun pertama dari perjalanan hidup hingga kini, namun begitu banyak gambar terekam. Yang kini menelusup dalam benak, menjelma kerinduan. Kerinduan akan kota kecil dengan bukit-bukit hijaunya. Memungut buah keranjang yang merambat liar di ladang jagung. Aroma jagung bakar warung-warung tepi jalan bertebing, dengan kerlipan lampu pemukiman dari kejauhan kala malam. Curug kecil, sungai berbatu dengan air yang mengalir bening, riak ombak tepian laut di kilometer sembilan. Menikmati sekumpulan ikan belanak, berenang lincah di antara akar-akar bakau.
Gambar-gambar yang masih terekam jelas. Menelusuri jalanan becek dalam pasar tradisional, dengan sapaan riang penjual tomat, yang tak lain tetangga depan rumah. Kota dengan kenangan akan gadis kecil berambut kepang, serta kisah kecebong yang malang. Gambar-gambar masih saja terus bermunculan, seperti potongan-potongan film yang tidak akan habis diputar.

Semalam, saya berfantasi memiliki kemampuan menembus dimensi ruang. Menuju sebuah kota kecil, lebih duapuluh tahun yang lalu belum pernah terjejak kembali. Menapak tilas akan masa lalu.
Apakah engkau masih seramah dahulu?

posted by adhip @ dalam hening kata, kala 1:04 PM  
|
Wednesday, June 09, 2004
05 06 04

Sehari selepasnya
Wajah-wajah di panggung pelaminan terlihat bahagia. Dua keluarga ditautkan dalam satu ikatan pernikahan. Kedua mempelai tampak begitu sumringah. Senyum tak lepas dari wajah. Berdiri, menjabat hangat satu persatu barisan tetamu; para kerabat, sahabat, dan mungkin pula sebagian besar tetamu yang baru untuk kali pertama bersua wajah.

Di satu sudut ruang resepsi, celoteh dan candaan para sahabat akan satu kisah kembali berulang. Satu kisah yang entah darimana berhembus. Satu kisah yang masih diragukan keabsahannya. Bagaimana tidak? Sang obyek dalam cerita, mati-matian membantah kebenaran kisah tersebut.
Alkisah, satu siang nan terik di sebuah terminal angkot. Putri mendapat titah menjemput ayahanda tercinta. turut pula Arjuna menemani Putri. Satu kesempatan bagi Arjuna untuk bersua dan memperkenalkan diri pada ayah mertua, kelak. Saat dinantikan tiba, Putri larut dalam kerinduan yang sangat. Sejenak melupakan Arjuna. Arjuna, yang hanya tergugu, mengambil inisiatif membantu mengangkut barang bawaan ayah mertua, kelak. Putri masih saja larut dalam kerinduan, terlupa akan Arjuna yang hendak diperkenalkan pada ayahanda. Kembali, Arjuna berinisiatif. Memberanikan diri mengulur tangan, menawarkan jabatan hangat. Ayahanda, dengan sigap merogoh saku celana, bersiap memindahtangan lembaran ribuan. Aiiihhh... ayah, ia bukan kuli angkut, tapi... tukas Putri tersipu malu.
Pun dengan Arjuna. Seperti yang tergambar dalam kisah, yang sekali lagi entah berhembus darimana, wajah Arjuna bersemu merah ungu.

Barisan tetamu tidak begitu ramai lagi. Sesekali, memberi kesempatan pada kedua mempelai duduk, merelaksasi otot-otot tungkai yang lelah. Sesekali waktu pula, Arjuna tampak membisik di telinga Putri. Bersambut sipuan malu Putri. Adakah kisah lalu itu menjadi absah kini?
Celoteh dan candaan di sudut ruang terhenti. Suara lantang MC meminta para sahabat menuju pelaminan, berbaris, berderet, mengapit kedua mempelai. Senyum ya..., satu... dua... tiga... klik.
Hei Arjuna, masihkah kisah lalu itu diragukan kebenarannya? Hahaha...

PS : Gembul, tetamunya rame banget, mbok ya saya dikasih komisi 10% ^_^ hehehe...

posted by adhip @ dalam hening kata, kala 7:19 PM  
|
Tuesday, June 08, 2004
Dan mei pun kosong

Ups, bingung mau posting apaan. Kelamaan hiatus nih. Pokoknya, mau ngucapin makasih buat para sahabat yang sudah berkunjung ke blog ini, menjaga rumah maya ini selama ditinggalkan. Mohon maaf belum sempat melakukan kunjungan balik.
Mohon maaf pula buat bang ochan dan k' fahrie yang sewaktu balik ke makassar, tidak sempat ketemuan. Maaf. (eh, k' fahrie dengan bang ochan balik ke makassar dalam waktu yang sama, sempat ketemuan nggak?)
Emm, cerita apa lagi ya? Tapi, buat kedepannya, blog ini mungkin bakalan tidak ke update sesering sebelumnya. Mungkin saja hanya sekali sepekan, atau sekali dalam dua pekan, atau... hehehe ^_^ Yang penting, cukup mei saja yang kosong.
Sekali lagi, makasih banyak buat para sobat yang sudah berkunjung ke rumah maya ini. Jangan bosan yak.

posted by adhip @ dalam hening kata, kala 5:10 PM  
|
 
IntRo
selalu periksa keadaan batinmu
menggunakan Sang Raja dari hatimu
tembaga tidak pernah mengetahui dirinya tembaga
sebelum berubah menjadi emas
Matsnawi, Jallaluddin Rumi

DiRi
adhi/M/'79
-makassar-
menulis dan membingkai
pemimpi yang ingin mengenal tanah airnya lebih jauh
BaRugA MaKaSsaR

antarnisti
aes el barca
apiss
ardin
asri tadda
asrulsyam
batangase
blueveil
cikal61
Dg. Nuntung
dj di melbourne
essoweni
ichal
ichal di nangroe aceh darussalam
Ifool
imran
Irha
KotakJimpe
LelakiSenja
leo
mamie
nani
ntan
nyomnyom
Ocha
PasarCidu
Prof Mus
psycho-poet
pecandu buku
PuteE
RaRa
sukab
TalluRoda
TerbangBebas
Tri-Multiply
uchie


JenDeLa SapA

JenDeLa SaHabaT
i suppoRt
CataTaN SiLaM
KoTaK SiLaM
SeNanduNg
KeluArgA MayA
banner angingmammiri
BlogFam Community
BeruCaP TeRimaKasiH

Allah Maha Kuasa, pemberi hidup.
Ichal yang pertama kali memperkenalkanku pada dunia blog dan juga support plus kompienya yang siap diacak-acak,
BloggerCom buat layanan jasa gratisnya,
Isnaini.Com, buat script leotnya,
photobucket buat tempat menyimpan gambar dan foto,
dan juga karibku hitam abu - aswad - loboh yang senantiasa bersedia menjadi mata visual keduaku.

Affiliates
15n41n1