Monday, September 05, 2005 |
Lagu hujan |
Saya rindu bermain hujan. Telanjang dada, biarkan butir-butir air menerpa basahi tubuh. Kuyup. Saya rindu bermain hujan. Bersama para sahabat, ciptakan tarian hujan. Tidak perlu koreografi. Cukup melompat-lompat, berlarian, dengan teriakan-teriakan lantang tanpa arti. Di jalanan kota kecil yang kian lengang. Saya rindu bermain hujan. Walau untuk itu, harus beranikan diri kalahkan kilat dan guruh yang menggelegar. Menggigil ketika rintik turun satu-satu. Berlomba berdiri di bawah cucuran atap. Pancuran air yang bertahan sesaat. Lalu, tuntaskan permainan hujan. Akhiri dengan mengeramas kepala. Basuh tubuh dengan air sumur. Biar tidak sakit kepala, itu kata orang-orang tua kami. Hujan usai. Dan jalanan kota kecil kami tetap lengang, tersisa aspal basah dan warna pelangi akibat tumpahan solar. Saya rindu masa kanak-kanak.
|
posted by adhip @ dalam hening kata, kala 8:15 PM |
|
|
|
|
|