Friday, October 08, 2004 |
Diktat kuliah dan novel |
Keduanya tersusun dari barisan aksara, membentuk susunan kata-kata, dalam rangkaian kalimat. Mengisi baris perbaris, lembar-lembar halaman kertas.
Yang satu, saya butuh beberapa hari untuk meyelesaikannya. Dan yang satunya lagi, hanya dalam hitungan jam saya mampu menyudahinya, hingga lembar terakhir.
Apa yang membedakannya? Apa karena yang satu memiliki tokoh, konflik, klimaks dan anti klimaks yang terjalin menarik, membawa emosi penikmatnya, sehingga enggan untuk memutus barisan aksara di tengah jalan? Apa karena yang satunya lagi hanya terdiri dari sekumpulan teori-teori yang dipaksa menjejal dalam bingkai memori, tanpa jalinan pertikaian sang antagonis dan protagonis? mengalir begitu datar. Dan ketika tersadar, teori-teori itu jauh berbeda dengan yang ada di luar sana?
Saya membutuhkan beberapa hari untuk menyudahi lembaran-lembaran diktat kuliah. Dan untuk menceritakannya kembali, hanya beberapa persen saja yang dapat saya lakukan. Jauh berbeda dengan novel atau kumpulan cerpen itu. Saya dapat menceritakannya kembali dengan baik, lembar perlembar dari awal hingga akhir.
Diktat kuliah, sudah beberapa pekan ia berada di antara tumpukan majalah digital bekas yang saya peroleh di penjual buku loak dadakan. Betapa berat tangan ini membalik lembarannya, menatap deretan kata-kata, berucap dalam batin, menyusunnya dalam bingkai memori.
|
posted by adhip @ dalam hening kata, kala 8:54 AM |
|
|
|
|
|