Saturday, September 11, 2004 |
Mangsa |
Pandangannya lekat pada kubus empat sisi berkaca transparan. Seakan takut terlewat sedetikpun kejadian berikutnya. Yang ditatap tampak anggun. Matanya awas, tampak tenang menanti. Begitu satu mangsa menyentuh permukaan air, gerakannya cepat menyambar. Rahang kokoh mengatup erat mangsa pertama. Melumat tanpa sisa. Bersiap untuk yang kedua, yang dengan mudahnya pula ia lumat. Tetapi tidak untuk yang ketiga. Sang mangsa dengan tubuh kecil, jumlah lebih dari sepuluh, yang semula panik, kini menemukan pola perlindungan. Berkumpul, setidaknya dapat menyulitkan sang pemangsa berburu.
Mungkin puas dan kenyang dengan santap kali ini, sang pemangsa kembali tenang. Acuh dengan mangsa tersisa, yang kini tampak tidak panik lagi, lupa akan kejadian beberapa saat lalu. Berenang berkelompok, mencari sisa kotoran yang mengendap di antara batu koral penghias aquarium.
Pandangannya dialihkan ke lelaki yang memasukkan anakan ikan nila ke dalam aquarium.
"Bang, gila juga itu anakan ikan nila ya bang. Kok bisa-bisanya santai saja, gak takut kalau nanti bakal di telan sama si louhan?"
"Apa gak mikir, sekarang temannya sudah hilang empat, besok mungkin hilang lima. Mungkin saja yang hilang besok itu dia."
"Lha, emang manusia. Pake otak, bisa mikir?"
"Lagian kalo si anakan nila itu bisa mikir, lari misalnya, mo lari kemana? Mencolot keluar aquarium?"
"Kalo gitu, biar gak dimangsa, ya jadi pemangsa dong bang. Jumlahnya kan lebih banyak."
"Ya ampun... kamu tuh kok jadi mirip si anakan nila itu. Gak mikir. Mana mungkin badan kecil segitu bisa ngalahin si louhan? Mimpi kali ye..."
"Hmm... pasti ngeselin ya bang, selalu kalah dan gak punya kekuatan untuk melawan."
Pandangannya kembali pada kubus empat sisi berkaca transparan. Pada sekelompok anakan ikan nila yang berenang lincah tanpa takut terhadap si louhan. Besok, giliran siapa yang akan hilang?
PS : buat louhan di SS2, sudah baekan belum? cepat sembuh yak ^_^
_____________________________________________________________
Turut berduka atas tragedi kuningan.
Semoga badan intelijen dan polisi kita tidak memerlukan lebih banyak lagi kasus ledakan bom untuk mengasah kecerdasan, keterampilan, dan keahlian mereka menangani kasus teror bom.
|
posted by adhip @ dalam hening kata, kala 10:00 AM |
|
|
|
|
|