Friday, February 06, 2004 |
Sopir pete-pete |
Susahnya jadi pelajar kalau lagi menunggu pete-pete (angkot). Ini yang saya alami dulu, sewaktu masih jadi pelajar. Alasan para sopir, karena ada ketentuan pelajar hanya membayar setengah harga. Jadi, mereka merasa merugi kalau mengambil pelajar. Terpaksa, walaupun ada ketentuan pelajar hanya bayar setengah, ya tetap saja bayar full. Biar bisa ikutan naik pete-pete. Yang lebih kasian lagi pelajar SD. Soalnya, mereka sudah pasti bayar setengah harga, dan para sopir dengan tega malas mengangkut.
Kemarin, tiga pelajar SD berdiri di tepi jalan. Ketiganya menjulurkan tangannya, isyarat ingin menggunakan jasa pete-pete. Pete-pete yang diharapkan, melaju begitu saja. Ketiga bocah itu tetap menjulurkan tangannya, saat pete-pete yang saya tumpangi, berjalan perlahan di belakang pete-pete sebelumnya. Mobil menepi dan berhenti. "Mereka kan mau sekolah, kasian kalau tidak ada yang mau ambil," ujar si sopir. What a kind pete-pete's driver.
|
posted by adhip @ dalam hening kata, kala 9:12 AM |
|
|
|
|
|