Thursday, December 25, 2003 |
Sepekan tanpa matahari |
Sepekan sudah makassar tanpa rona jingga fajar dan senja. Yang ada hanya awan kelam dan tumpahan airnya, menutup bulatan matahari. Kemarin berita banjir jalur trans makassar - maros muncul di tv. Alhamdulillah, tempat tinggal saya masih aman-aman saja, padahal tahun-tahun sebelumnya baru hujan dua tiga hari saja air sudah memenuhi ruangan. Mungkin karena irigasi yang sudah cukup bagus. Tempat tinggal saya dulunya merupakan rawa-rawa yang ditimbun, dan sekarang tanah urukan semakin mengurangi daerah genangan air. Belum lagi anak sungai tello juga melintas dekat rumah. Kalau malam, harus waspada. Air pasang dari sungai tello ditambah dengan hujan deras paling sering menjadi penyebab banjir. Tadi saja, sewaktu melalui jembatan tello, sungai sudah meluap, menggenangi rumah di tepinya. Artinya, malam nanti dan berikutnya selama hujan harus terus waspada.
Kalau sudah hujan, bawaannya enakan mengeram di rumah saja, mau keluar malas. Pergi ke warnet harus pakai siasat, di antara jeda gerimis yang biasanya cuma bertahan 5 - 10 menit, pas sampai warnet baru deras lagi.
Kemarin, berita running text di tv juga mengabarkan harga cabai merah keriting yang melonjak drastis akibat banjir dan hujan. Justru sebaliknya, di musim penghujan begini, harga ikan bandeng di makassar akan murah. Maklum, daripada bandengnya berenang bebas keluar dari empang mengikuti aliran banjir, lebih baik dipanen lebih awal, meskipun masih cukup kecil. Nah, dingin-dingin begini, enaknya makan ikan bandeng bakar, pake sambal kacang ;) weks, tapi cabai merahnya... huhuhiks :(
|
posted by adhip @ dalam hening kata, kala 5:05 PM |
|
|
|
|
|