Saturday, December 20, 2003 |
Northface ala PIK |
Selagi di bekasi kemaren, teman-teman pada nitip dibelikan pakaian lapangan merek The North Face. Merek satu ini sepertinya jadi idola teman-teman di kampus. Tidak baju, ransel, jaket, atau celana panjang, kalau ke kampus selalu saja barang berlabel the north face berseliweran. Walhasil, demi memenuhi hasrat para pecinta north face, meluncurlah saya ke PIK (perkampungan industri kecil) di bilangan cakung. Bingung kenapa cakung? Iyalah, kalau mau nyari north face asli harganya pasti beda jauh (kalau ngebuka webnya, dealer untuk indonesia ternyata belum ada). Lagian teman-teman ngasih petunjuknya ke tempat tersebut, north face produksi lokal, home made.
Kalau mau ngiderin perkampungan ini, bakal nemu rumah-rumah dengan sekumpulan pekerja yang sibuk membuat pola, menggunting atau menjahit. Tidak hanya produk north face yang ditiru, sepatu dan tas dengan merk ternama juga ada. Harganya jelas murah. Produk-produk north face yang beredar di makassar pun ngambil dari sini, harganya bisa naik 50-100%. Melihat kualitas dari produk tiruan ini lumayan juga. Sayang, kenapa tidak pakai merk sendiri, bukan ngebajak. Apa karena faktor kurang modal dan keberanian atau sifat konsumen yang melihat merk? Ada yang tahu jawabannya?
|
posted by adhip @ dalam hening kata, kala 4:36 PM |
|
|
|
|
|