Sunday, November 30, 2003 |
Masih ada nggak pemimpin seperti mereka? |
LIMA SYAIR TENTANG WARISAN HARTA
(I)
Inilah syair pertama tentang secercah sejarah
Mengenai nabi Muhammad menjelang wafat
Ketika sakit beliau sudah terasa berat
Pada tabungannya yang sedikit jadi teringat
Menyedekahkannya belum lagi sempat
Maka Rasulullah berkata pada Aisyah
“Aisyah, mana itu ashrafi?
Berikanlah secepatnya pada orang tidak berpunya
Bila masih ada harta kutinggalkan
Di rumahku ini, pasti itu bakal jadi rintangan
Dan aku tak aman menghadap Tuhan.”
Sesudah tabungan itu dibagikan
Maka wafatlah beliau dengan aman
(II)
Inilah syair kedua tentang Khalid bin Walid
Perwira tinggi yang amat gagah berani
Seorang jenderal pertempuran yang sejati
Caranya mati dia sesali sendiri
Karena bukan gugur di medan pertempuran
Tetapi karena sakit, mati di atas dipan
Mengenai harta benda yang dia tinggalkan
Hanya tiga jenis macamnya :
Sebilah pedang
Seekor kuda
Dan seorang pembantu rumah tangga
(III)
Inilah syair ketiga tentang Umar yang perkasa
Yang pernah menaklukkan persia dan roma
Yang kilatan pedangnya menggoncang kerajaan demi kerajaan
Yang perkasa, kaya serta berkuasa
Tetapi sesudah dia tiada lagi bernyawa
Warisannya Cuma sehelai baju
Terbuat dari kain yang kasar
Dan uang lima keping
Seharga lima dinar
(IV)
Inilah syair keempat tantang Aurangzeb
Penguasa imperium Mughal di India
Luas dan jaya kerajaannya
Adil serta merata kemakmurannya
Dan ketika dia pergi menghadap Tuhan
Dia meninggalkan dua warisan
Pertama, uang sebanyak empat rupi dua ama
Hasil penjualan kopiah jahitannya
Kedua, uang sebanyak 305 rupi
Upah menyalin Quran dengan tangan
Dan semua uang itu kemana pergi
Pada rakyat yang miskin habis dibagi-bagi
(V)
Inilah syair kelima tentang Sultan Shalahuddin
Pahlawan perang yang sangat harum namanya
Raja dari kawasan yang sangat luasnya
Sultan dari kerajaan yang amat makmurnya
Dan dia, pada hari wafatnya
Tidak mewariskan harta benda suatu apa
Karena seluruhnya sudah habis disedekahkannya
Pada kawula fakir miskin yang lebih memerlukannya
Sehingga biaya pemakamannya
Adalah urunan dari sahabat-sahabatnya
Dan ada rakyat yang menyumbangkannya batang-batang jerami
Sebagai pagar dari makamnya
Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia
Seratus Puisi Taufiq Ismail
Masih ada nggak ya pemimpin seperti mereka? Masih ada nggak ya pemimpin jaman sekarang yang punya sifat seperti mereka?
Beberapa kutipan berita di media cetak
Jakarta, Kompas ...Kini sudah berhari-hari, kaum tergusur dari bantaran Kali Adem, hidup ngadem di atas lahan becek berair, sambil menanti-nanti segala janji bantuan dari berbagai pihak.
Perhatian plus janji-janji memang banyak. Sebab bukan cuma Gubernur Sutiyoso saja, melainkan sampai menteri dan pimpinan partai pun ikut-ikutan menumpahkan unek-unek keprihatinannya, mengumbar janji setengah muluk dan bagus-bagus, perihal nasib nestapa kaum nelayan...
Jakarta, Kompas - Empat wanita meninggal, tiga di antaranya di tempat kejadian, karena terinjak-injak saat pingsan dalam antrean penerimaan sedekah berupa sehelai sarung dan uang Rp 20.000. Puluhan wanita lainnya pingsan dan sedikitnya lima orang luka-luka sehingga harus dibawa ke rumah sakit.
Sebagian besar warga yang antre adalah ibu-ibu dari keluarga yang kurang mampu (secara ekonomi), yang berasal dari berbagai wilayah Jakarta dan sekitarnya...
|
posted by adhip @ dalam hening kata, kala 3:18 PM |
|
|
|
|
|