Tuesday, March 25, 2003 |
Bangau-bangau kertas |
Masih ingat dengan kisah Sadako Sasaki? Hampir 58 tahun yang lalu, ketika ‘the little boy’ meluluhlantakkan Kota Hiroshima, Sadako masih berusia dua tahun. Mungkin saja saat itu keluarga Sadako bersukur selamat dari peristiwa yang mengerikan itu. Tapi sepuluh tahun sesudahnya, Sadako harus berjuang melawan leukemia yang siap merenggut nyawanya. ‘Lipatlah seribu bangau kertas dan permintaanmu akan terwujud.’ Dan Sadako melewati hari-harinya di rumah sakit dengan membuat bangau-bangau kertas.
Empat puluh delapan tahun sejak kematian Sadako, ratusan ribu bocah di Irak akan mengalami hal yang sama. Embargo ekonomi di Irak sudah cukup banyak menciptakan derita berkepanjangan bagi bocah-bocah Irak. Kelaparan, kekurangan gizi, merupakan hal yang biasa dijumpai di sana, sebuah proses menuju ‘the lost generation.’ Dan kini bom terus berjatuhan di atas tanah Irak.
Children’s Peace Monument di Peace Memorial Park Kota Hiroshima hanyalah sebuah tugu peringatan yang bisu, tak dapat berbuat satupun. Andai saja berjuta-juta bangau kertas memenuhi langit Irak, menebarkan kedamaian dalam tiap kepekannya. Tapi sayang, berjuta-juta bangau kertas harus musnah terbakar oleh sebuah keangkuhan dan keserakahan.
|
posted by adhip @ dalam hening kata, kala 10:32 AM |
|
|
|
|
|