Saturday, March 22, 2003 |
Purnama di Langit Baghdad |
Jengkel dengerin berita penyerangan AS dan Inggris ke Irak, mendingan duduk di teras sambil nikmatin capucino instan hangat. Eh… ternyata lagi bulan purnama. Rasa jengkel hilang dah (tapi tidak seluruhnya). Tapi, pernah tidak kamu meluangkan waktu sebentar, memandang langit malam dengan bintang-bintangnya, dan mengikuti penggalan-penggalan bulan dari hari ke hari? Dari langit malam yang tanpa bulan, terus muncul sepotong kecil, bulan sabit, kemudian setengah lingkaran, lalu purnama hingga kembali lagi ke langit malam tanpa bulan. Asyik tuh, apa lagi sambil memutar ulang memori aktivitas keseharian kamu sejak bangun pagi sampai mau tidur kembali atau sambil ngelamun (katanya sih, kalau ngelamun malam-malam bisa kesambet setan :D).
Seperti juga saya malam ini, ngeliatin bulan dalam bulatan sempurna dengan pancaran kuning teduh (sebenarnya sih cahaya matahari yang dipantulkan), langsung mikir kalau kita hidup seperti tersekat-sekat. Terpisahkan oleh tembok, ruang, daratan dan lautan yang luas. Saya yang di teras lagi asyik ngelamun, mungkin tetangga sebelah lagi nonton sinetron atau tetangga yang lain lagi ngorok. Jauh di daratan sana mungkin ada yang lagi ngebunuh. Seperti juga orang-orang di Baghdag yang harus dicekam rasa takut dengan bom-bom yang terus berjatuhan. Pfffh, pengecut bangat si bebal blo’on Bush. Masa’ dia nyuruh tentara dan rakyat Irak untuk tidak melawan dengan alih-alih yang diserang tuh cuma Saddam dan keluarga. Tapi kok dengan tigaratusribu lebih pasukan yang beraninya cuma ngebom dengan ratusan pesawat tempur plus peluru kendali yang dilepas dari kapal induk? Wee… jengkelnya jadi kambuh lagi nih!
|
posted by adhip @ dalam hening kata, kala 9:23 PM |
|
|
|
|
|