___NyanYiaN PeRjaLanaN___
Wednesday, November 19, 2003
Relaksasi

Al Markaz Al Islami selepas dzuhur

"Pak, mau ki dipijit-pijit?"
Yang ditanya ngeliat ke arah kedua bocah berumuran 6 tahun di depannya.
"Berapa kah?"
"Terserah kita(anda dalam bentuk halus)."
"Masa' terserah saya? Berapa kah?"
"Terserah mi kita mo kasi berapa."(terserah bapak mau beri berapa)
"Jangko (jangan) terserah saya. Kalo nanti saya kasih seratus gimana mi(tambahan kata sebagai penekanan kalimat)"
"Nanti kalo kita kasi ka' (saya) duaribu baru tidak baik ji' (tambahan kata sebagai penekanan kalimat) kita rasa pijitku gimani mi pak?"
"Iyo paengna. Pijit ko kakiku, ta' satumu."(ya sudah kalau begitu pijit kaki saya masing-masing satu)
Kedua bocah tadi membalurkan minyak gosok di kedua kaki bapak tersebut, masing-masing memijit satu kaki.

Selepas shalat dzuhur, di masjid Al Markaz Al Islami yang merupakan Islamic center di makassar, selama ramadhan ini banyak yang menghabiskan waktunya dengan mendengarkan tausyiah, tadarrus, ato sekedar ngaso melepas lelah sambil nunggu ashar. Yang belakangan ini, dijadikan lahan rejeki beberapa bocah yang ada di sekitar Al Markaz. Jumlahnya sekitar 10 an bocah, berusia anatara enam sampai duabelas tahun. Sebelum dzuhur, biasanya mereka ngejual tas kresek seharga seratusan buat ngebungkus sendal ato sepatu. Selepas dzuhur, dengan modal balpirik ato minyak tawon beralih profesilah mereka menjadi tukang pijit dadakan. Seharinya, kata mereka nih, bias dapat delapan ribu sampai duabelas ribu perak. Uangnya buat beli baju lebaran ;) dan sisanya buat ngasi ke ortu ciee? bener nih dek?

Jadi ingat waktu kecil dulu, biasanya nyokap ato bokap suka nyuruh mijitin. Katanya kalo saya yang mijit rasanya enak. Kalo sudah muji gini, pasti ngarapin saya langsung mijit dengan senengati. Eits, tunggu dulu. Pujian nggak bakal bikin takluk, harus ada barterannya. Walhasil, mijit sepuluh menit dapet limahpuluh perak. Sukanya dipake buat beli mi anak mas yang dulu harganya masih segitu. Ato kadang yang lebih ekstrim lagi, bokap nyuruh nyabuti uban dikepalanya. Satu uban dihargai dua perak (dulu sih ubannya masih jarang, jadi nyarinya rada susah ;D ) Kalo sekarang sudah ada dimana-mana, asli penuh, dan tidak pernah lagi nawarin buat dicabut. Bisa-bisa kinclong...

posted by adhip @ dalam hening kata, kala 9:58 AM  
|
 
IntRo
selalu periksa keadaan batinmu
menggunakan Sang Raja dari hatimu
tembaga tidak pernah mengetahui dirinya tembaga
sebelum berubah menjadi emas
Matsnawi, Jallaluddin Rumi

DiRi
adhi/M/'79
-makassar-
menulis dan membingkai
pemimpi yang ingin mengenal tanah airnya lebih jauh
BaRugA MaKaSsaR

antarnisti
aes el barca
apiss
ardin
asri tadda
asrulsyam
batangase
blueveil
cikal61
Dg. Nuntung
dj di melbourne
essoweni
ichal
ichal di nangroe aceh darussalam
Ifool
imran
Irha
KotakJimpe
LelakiSenja
leo
mamie
nani
ntan
nyomnyom
Ocha
PasarCidu
Prof Mus
psycho-poet
pecandu buku
PuteE
RaRa
sukab
TalluRoda
TerbangBebas
Tri-Multiply
uchie


JenDeLa SapA

JenDeLa SaHabaT
i suppoRt
CataTaN SiLaM
KoTaK SiLaM
SeNanduNg
KeluArgA MayA
banner angingmammiri
BlogFam Community
BeruCaP TeRimaKasiH

Allah Maha Kuasa, pemberi hidup.
Ichal yang pertama kali memperkenalkanku pada dunia blog dan juga support plus kompienya yang siap diacak-acak,
BloggerCom buat layanan jasa gratisnya,
Isnaini.Com, buat script leotnya,
photobucket buat tempat menyimpan gambar dan foto,
dan juga karibku hitam abu - aswad - loboh yang senantiasa bersedia menjadi mata visual keduaku.

Affiliates
15n41n1