Monday, March 22, 2004 |
Maret setahun silam |
biru langit hening,
segores awan putih,
hijau pokok dedaun
kuning kelopakkelopak
bunga matahari;
berharap halau resah
berharap sirna lelah
berharap hadir asa yang hilang
Maret setahun silam. Kala pertama belajar blogging. Cukup menekan tombol-tombol di keyboard ataupun sekali memijit mouse, akan tersaji seribusatu kisah dalam pendar layar monitor. Takjub. Saya selalu takjub dengan peradaban maya ini. Bagaimana bisa seribusatu kisah itu muncul dalam pendar monitor? Apakah seribusatu kisah itu -dari ruangruang yang berbeda- berlarian menyusuri serat-serat optik, melayang-layang di udara, kemudian kembali menyusuri serat-serat optik lagi hingga bermunculan dalam pendar monitor? Jika ya, tentu begitu banyak kisah -amarah, suka, kecewa, haru, sedih, putus asa, sesal, duka- yang melayang kasat mata di udara. Menunggu giliran hingga jari menekan tombol keyboard, memijit mouse agar ia wujud dalam pendar layar monitor.
Maret setahun silam. Kala pertama belajar blogging. Takjub, memandang lekat pendar monitor. Membaca perlahan, di antara resah dan kesal akan polah pongah Bush. Mengaku diri sang pahlawan, dan bom berjatuhan meluluhlantakkan tanah irak.
for my lovely brother, ichal, makasih banyak telah memperkenalkan sisi lain sebuah peradaban maya. Bukan hanya sekedar menyisipkan kata kunci pada kolom mesin pencari untuk melengkapi setumpuk referat yang memburu, tapi pada seribusatu kisah penghuni perkampungan maya.
iseng pengen baca catatan silam, klik di sini
|
posted by adhip @ dalam hening kata, kala 6:38 PM |
|
|
|
|
|