Tuesday, October 11, 2005 |
Halaman rumah kata |
Tanah di sisi koridor mulai mongering, berwarna merah. Taman yang dulu ada disitu menghilang, terganti dengan rumputan liar yang lebih beradaptasi di musim kemarau ini. Tidak buruk, malah terlihat menarik bagi saya. Karena tiap rumputan liar itu memberi satu bunga kecil, berwarna putih di ujung dahan yang berdiri mengarah ke langit. Tanah merah kering, rumpun rumputan liar, dengan bunga di ujung-ujung dahannya, mencipta padang bunga kecil di sepetak halaman yang tak terawat. Teringat saya akan halaman rumah kata –rumah dimana saya belajar berimajinasi, bercerita, menuang apa yang saya rasa, lihat, dengarkan dalam bentuk kata-kata. menuliskannya di halaman-halamannya- yang sekian lama tidak saya tengok lagi. Adakah rumputan liar, dengan rumpun bunganya tumbuh di halaman rumah kata ini? Ah, tidak hanya rumputan liar, tapi juga ilalang yang kian meninggi dapat kalian jumpai, di sudut-sudut halaman ini, tentunya dengan imajinasi kalian ;p~ *kidding* Yang pasti, ketika menengok halaman rumah kata ini, saya menemukan para sahabat, yang senantiasa menjaga halaman rumah kata ini *GeeR mode on* yang senantiasa menjabat erat, menyimpul jalinan persahabatan. Lewat kata-kata, salam dan canda. Malu saya, karena sekian lama pula saya tidak membalas sapa kalian, mengunjungi rumah-rumah kata kalian, menyimpul erat jalinan persahabatan, yang mungkin satu simpulnya melonggar. Maapkan saya. Karena saya tahu, kalian sahabat-sahabat yang sangat baik ^_^ Mohon maap pula, bila selama ini begitu banyak kata-kata yang tidak berkenan di hati kalian, lewat halaman rumah kata ini atau di halaman rumah kata kalian, sungguh… itu hanya salah ketik :D Dan, tanpa mengenal kata terlambat… selamat menunaikan ibadah ramadhan yak :) Semoga hati kita senantiasa saling menjabat
|
posted by adhip @ dalam hening kata, kala 6:02 AM |
|
|
|
|
|