Saturday, August 06, 2005 |
Dua ikan (mungkin sepasang) dalam film GIE |
Tiga pekan yang lalu, atas ide ibu soel, blogger makassar (rara, aan, leo, irfan tebas, nani, anchu, dan juga soel tentunya) nonton bareng film Gie. Menarik, walau kesannya alur di film ini terpotong-potong. Tapi, saya sangat suka dengan potongan-potongan adegannya. Artistik. Salah satunya ketika Gie menyaksikan babah dan mama nya berjalan saling terdiam, lalu berpisah. Di situ ada scene di mana terlihat penjual ikan hias. Lalu adegan berpindah pada dua ekor ikan dalam genggeman Gie yang dilepas dalam bak mandi. Potongan adegan ini mengingatkan saya pada satu cerpen (saya menyukai cerpen ini) di cybersastra. Berikut penggalan dari cerpen itu : AYAH tak pernah murung. Tapi, suatu pagi aku lihat dia murung. Aku tak bertanya kenapa dia murung. Aku melihat mamak menangis. Meski ia sembunyikan isak dan air matanya. Tapi aku melihat dia menangis. Aku mendengar mereka bertengkar pagi itu. Meski mereka sembunyikan pertengkaran itu. Tapi aku mendengarnya... ...Di tepi kolam di belakang rumah, kulihat ikan nila berenang. Yang besar kuning itu aku bayangkan induknya. Siapa bapaknya? Yang hitam besar itu. Mereka pernah bertengkarkah? Kolam itu ramai kecipak air, kalau induk-bapak itu bertelur. Mereka tidak bertengkar... (cerpen lengkapnya, klik di sini) Sepertinya riri reza menggunakan simbol dalam film ini. Seperti juga ketika Soekarno harus turun. Btw, secara kesuluruhan, ditambah dengan soundtracknya, film ini kehitung keren (menurut saya lho, kalau kamu?).
PS. Dua ikan yang ikutan maen film itu namanya siapa ya? ikutan casting juga nggak ya? ^_^
|
posted by adhip @ dalam hening kata, kala 5:11 PM |
|
|
|
|
|