___NyanYiaN PeRjaLanaN___
Thursday, August 18, 2005
Lagu rindu

Sore;
kuning terperangkap di dinding-dinding gedung,
pias.
Mengingatmu, jauh, saya habis kata-kata.
rindu.
Sore, kuning di sela-sela gedung
diam, kunikmati seorang diri
dalam warnawarna melankoli

-------------

Pagi tujuhbelas agustus kemarin, terbebas dari tugas jaga, saya habiskan di tempat tidur. Balans, setelah semalaman harus "melek". Siaran langsung detik-detik proklamasi di seluruh stasiun tv terlewatkan. Teringat, dulu, bersama ibu, kami selalu saja duduk di depan monitor tv, menonton barisan pemuda-pemudi, dengan langkah tegap membawa dan mengibarkan merahputih. Was-was menyelubungi kami, ketika dua pemudi menuruni tangga secara membelakangi. Berharap semoga tidak terjatuh. Pun ketika merahputih membentang, semoga tidak terbalik.
Saya juga ingat, ketika seremonial ini berakhir, gegap gempita merah putih, berkibar di kota, pelosok, puncak-puncak gunung. Di balik pekik merdeka. Tayangan dari berbagai produk kretek. Membawa saya pada semangat heroik.
Tapi kali ini, melihat tayangan seperti itu lagi, saya seperti jenuh. Saya menganggapnya berlebihan. Ya, berlebih karena hanya memvisualisasi merdeka dalam arti bebas dari penjajahan. Seperti visualisasi dari sejarah di buku-buku sd. Merdeka, masih saja jauh.
Menyaksikannya lagi, kini, tak ada lagi semangat heroik. Emm... mungkin saya tidak nasionalis lagi? Mungkin.
Tapi, satu tayangan sambut tujuhbelas menarik saya. Milik PT. Djarum. Tanpa embel-embel pekik merdeka, kibaran merahputih. Bocah-bocah "penghibur" pengumpul receh di pelabuhan, rela melepas santap siang yang lama diimpikan. Sekantong receh disumbang bagi mereka yang tertimpa bencana. Ya, hati yang berbagi satukan negeri.

Melihat visualisasi bencana di tayangan ini, saya membayangkan tsunami yang melanda tanahmu. Alhamdulillah, kesepakatan damai telah tercapai. Semoga bukan hanya dalam catatan kertas. Luka, duka teramat dalam di sana. Pun dengan dendam itu. Seperti juga yang kau ceritakan padaku. Satu harap, semoga semuanya usai.

posted by adhip @ dalam hening kata, kala 5:36 PM  
|
 
IntRo
selalu periksa keadaan batinmu
menggunakan Sang Raja dari hatimu
tembaga tidak pernah mengetahui dirinya tembaga
sebelum berubah menjadi emas
Matsnawi, Jallaluddin Rumi

DiRi
adhi/M/'79
-makassar-
menulis dan membingkai
pemimpi yang ingin mengenal tanah airnya lebih jauh
BaRugA MaKaSsaR

antarnisti
aes el barca
apiss
ardin
asri tadda
asrulsyam
batangase
blueveil
cikal61
Dg. Nuntung
dj di melbourne
essoweni
ichal
ichal di nangroe aceh darussalam
Ifool
imran
Irha
KotakJimpe
LelakiSenja
leo
mamie
nani
ntan
nyomnyom
Ocha
PasarCidu
Prof Mus
psycho-poet
pecandu buku
PuteE
RaRa
sukab
TalluRoda
TerbangBebas
Tri-Multiply
uchie


JenDeLa SapA

JenDeLa SaHabaT
i suppoRt
CataTaN SiLaM
KoTaK SiLaM
SeNanduNg
KeluArgA MayA
banner angingmammiri
BlogFam Community
BeruCaP TeRimaKasiH

Allah Maha Kuasa, pemberi hidup.
Ichal yang pertama kali memperkenalkanku pada dunia blog dan juga support plus kompienya yang siap diacak-acak,
BloggerCom buat layanan jasa gratisnya,
Isnaini.Com, buat script leotnya,
photobucket buat tempat menyimpan gambar dan foto,
dan juga karibku hitam abu - aswad - loboh yang senantiasa bersedia menjadi mata visual keduaku.

Affiliates
15n41n1